Thursday 17 August 2017

Menurut KBBI energi secara garis besarnya didefinisikan sebagai daya atau kekuatan yang diperlukan untuk dapat melakukan berbagai rangkaian proses kegiatan.

Energi memiliki peran yang sangat penting sejak alam semesta diciptakan, ketika ledakan besar terjadi di titik pusat alam semesta 13,7 miliar tahun silam energi yang terpancar membentuk gugusan-gugusan akibat adanya gaya gravitasi, salah satunya adalah yang tersimpan dibumi selama miliaran tahun. Kemudian menyesuaikan diri hingga tercipta gugusan galaksi bima sakti tempat dimana bumi kita berada. Energi panas yang tersimpan dibumi selama miliaran tahun terus menyesuaikan diri hingga tercipta kondisi yang memungkinkan kehidupan. 

Setelah peradaban manusia terbentuk energi mempunyai peran yang sangat penting, energi menentukan kemajuan perekonomian suatu bangsa. Tanpa energi roda-roda pembangunan akan terhenti. Dengan energi yang melimpah pabrik-pabrik dapat memproduksi lebih banyak, beroperasi 24 jam tanpa terhenti, tanpa adanya pasokan energi yang melimpah bangsa tersebut menjadi miskin dan terbelakang. Sebuah desa terpencil dengan roda kehidupan yang nyaris mati akan kembali hidup dengan adanya energi, informasi mulai terbuka, dan bisnis-bisnis baru mulai bermunculan. Roda ekonomi yang berhenti dapat berubah drastis ketika listrik mulai masuk. 

Energi juga membuat kita semakin cerdas, dengan pasokan energi yang kontinu kita dapat tetap menikmati gadget selama 24 jam. Memberikan kita akses pendidikan berkualitas yang terjangkau. Tanpa adanya energi semua peralatan modern yang kita pakai tidak ada artinya, ia hidup karena energi listrik yang tetap mengalir.


Energi dan Perubahan Tatanan Geopolitik Dunia


Menurut riset Graham E. Fuller, mantan ketua National Inteligence Coucil CIA,  dalam bukunya A World Without Islam konflik-konflik yang terjadi di dunia selama ini bukan disebabkan agama melainkan perang merebutkan sumber daya alam.  Hal tersebut senada dengan riset Kyllie McKenna, menurut dia 40% konflik di dunia terjadi akibat pertarungan memperebutkan sumber daya alam termasuk energi. Perang Arab Israel,  Iran Irak, Perak Teluk,  Arab Spring hingga intervensi bangsa barat terhadap timur tengah dipicu oleh perebutan sumber energi.

Perubahan tatanan geopolitik dunia dimulai dari runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 yang mengakhiri perang dunia dua. Kemudian terjadi fenomena Chindia, yaitu bangkitnya perekonomian China dan India dengan kesuksesan China mengembangkan industri manufakturnya dan India dalam industri teknologi, outsourcing, dan jasa. Pertumbuhan ekonomi mereka didorong masuknya investasi asing, mobilisasi modal dan SDM serta pembangunan industri manufaktur yang menghasillan berbagai macam produk. Kesuksesan China tidak lepas dari infrastruktur pendukung hingga keberanian untuk membelanjakan dana mereka untuk pembangun di sektor energi dengan membangun banyak pembangkit listrik untuk memasok kebutuhan energinya. Saat ini China dikenal dengan negera yang memiliki pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia untuk memasok kebutuhan listrik mereka. upaya mereka membelanjakan dananya guna membangun berbagai infrastruktur

Energi listrik yang kita pakai sehari-hari saat ini masih banyak yang dibangkitkan dengan sumber energi fosil seperti minyak dan gas. Sehingga siapa yang dapat menguasi sumber energi tersebut dapat dipastikan memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi negara yang sejahtera. Teknologi fracking adalah kombinasi dari teknik pengeboran vertikal yang dilanjutkan dengan pengeboran horizontal sampai daerah shale rock. Shale rock merupakan bebatuan didasar perut bumi yang menyimpan cadangan minyak dan gas dalam jumlah yang melimpah

Sampai saat ini teknologi fracking hanya di kuasasi oleh Amerika Serikat (AS). Teknologi tersebut membuat AS tak lagi menggantungkan pasokan energinya dari negara-negara di timur tengah, setelah selama bertahun-tahun AS megintervensi berbagai negara-negara timur tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar untuk memasok cadangan energi mereka. Bahkan sejak AS memiliki teknologi fracking Presiden Barack Obama dibeberapa kesempatan mengungkapkan bahwa cadangan gas AS masih cukup untuk kebutuhan 100 tahun kedepan. Teknologi tersebut memicu AS untuk menata ulang kepentingannya, kini mereka merasa tak perlu lagi mengintervensi negara-negara di kawasan timur tengah. Itulah perubahan tatanan geopolitik AS yang disebabkan oleh penemuan teknologi fracking.

“Who control the energy can control wholw continents,” kata Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS memang terbukti, energi menjadi masalah yang sangat penting bagi setiap negara, Prancis adalah salah satu negara Eropa yang mengalami krisis ekonomi selama bertahun-tahun akibat negara Arab menghentikan penjualan minyak dan gasnya ke Prancis pada 1973 karena Prancis mendukung Israel dalam perang melawan koalisi negara-negara Arab. Akibatnya pembangkit listrik Prancis kekurangan pasokan energi dan menghentikan operasinya. Pada saat itu 70% kapasitas pembangkit listrik Prancis disuplai oleh pembangkit tenaga minyak. Kekurangan pasokan listrik membuat Prancis krisis, pemadaman terjadi diberbagai lokasi, banyak perusahan tutup dan PHK terjadi di berbagai tempat, sehingga pengangguran saat itu sangat banyak sekali. Krisis tersebut medorong perancis untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN. Kini Prancis memilii 58 PLTN yang dikategorikan sebagai PLTN teraman di dunia dan kita semua tahu Prancis menjadi salah satu negara maju di dunia dengan kapasitas energi listriknya 75% disuplai oleh PLTN, sisanya mengoperasikan pembangkit energu terbarukan (EBT) seperti tenaga matahari, angin, air, dan panas bumi. Prancis tak lagi mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Itulah energi, jika dikelola dengan benar energi akan menjadi berkah bagi kita, ia membuat kita lebih sejahtera. Tapi kalau salah kelola ia bisa menjadi ancaman dan sumber petaka. Mari kita berdoa bersama-sama agar melalui kementrian energi dan sumber mineral Republik Indonesia dapat mengelola sumber energi bangsa kita menjadi berkah yang mensejahterakan rakyat indonesia . Sebab energi dibutuhkan disetiap sendi dalam perjalanan peradaban umat manusia . Energi memegang peranan penting aktivitas kehidupan umat manusia.



Daftar Pustaka
1. E. Fuller, Graham. 2012. A World Without Islam. New York : EAN
2. Kasali, Rhenald. 2016. Reinventing :  Semua Berawal dari Energi. Ia Menghidupkan, Mengancam, dan Mengubah Hidup Kita. Jakarta Selatan : Mizan
3. The History of Energy in France
4. Energy Technology Assessment of Shale Gas ‘Fracking’ – A UK Perspective
5. Fracking is one of the best things to happen to onshore gas exploration for a century

Tuesday 4 March 2014

Dekandensi moral bangsa saat ini sungguh sangat memperhatikan, tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, narkoba, apatis sosial dan berbagai fonomena miris lainnya akhir-akhir ini menjadi trending topic yang menghiasi berbagai media massa.

Pemuda yang seharusnya menjadi motor perubahan kini sepertinya hanya menjadi angan-angan, hal ini tidak terlepas dari masa remaja yang berperan penting dalam proses pembentukan kepribadian seorang pemuda. oleh karena itu, memperhatikan masa remaja sangatlah diperlukan untuk menciptakan pemuda yang mampu melebur kemampuan otot dan fisik menjadi satu, tidak hanya mengandalkan kemampuan otot sebagaimana terjadi akhir-akhir ini.

Masa remaja indentik dengan masa keguncangan (stress dan strom) dimana mereka sedang mengalami krisis identitas. Bila kita melihat buku Adolescence karya John W. Santrock, ternyata tidak semua remaja mengalami krisis identitas, ada sekelompok remaja minoritas yang memasuki masa remaja dengan identitas yang sangat kokoh. Fonomena ini disebut sebagai identity foreclousure.

Remaja yang mengalami identity foreclousure ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan melalui proses panjang yang berkesinambungan. Menurut Muhammad Fauzil Adhim faktor-faktor yang menyebabkan seorang anak mampu memasuki masa remaja dengan identitas diri yang jelas dan kepribadian yang mantap dipengaruhi oleh lingkungan dan buku-buku bacaan yang mereka baca.

Sayangnya saat ini lingkuan tidak lagi mendukung untuk menciptakan remaja berkelas identity foreclousure. ketidaksiapan menerima globalisasi adalah salah satu penyebabnya. Tayangan televesi yang menyuguhkan sinetron remaja bertema percintaan merubah sudut pandang masyarakat dalam melihat hubungan antara dua remaja yang memiliki ikatan emosi khusus (pacaran) terlihat biasa-biasa saja, ini berbeda dengan budaya indonesia dahulu dimana hal ini merupakan sesuatu yang menyalahi nilai dan norm. Ditambah lagi semakin cepatnya perkembangan teknologi membuat remaja seakan-akan memiliki kewajiban memiliki sebuah HP yang sebenarnya tidak perlu.

Waktu yang seharusnya mereka gunakan semaksimal mungkin untuk belajar digunakan untuk bercinta dan memainkan HP. Mungkin pernah anda jumpai seorang anak yang lebih asyik bermain HP dari pada mendengar ceramah ketika di masjid atau lebih asyik bermain HP ketika diajak ngobrol, ini sedikit contoh. Buku-buku bacaan yang seharusnya mereka baca disepelehkan. Alhasil terbentuklah remaja yang mengalami krisis identitas.

Ketika mereka mengalami krisis identitas mereka akan memasuki masa muda dengan pemahaman, cara pandang dan memiliki kepribadian yang buruk. Inilah yang menyebabkan dekadensi moral bangsa saat ini. Sesuatu yang menyalahi nilai dan moral mereka anggap sesuatu yang membanggakan.
Dari fakta diatas orangtua dan sekolah dirasa memerankan peran penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung terbentuknya remaja berkelas identity foreclousure dalam melewati masa remaja mereka. Seorang remaja perlu budaya belajar yang kuat agar mereka tumbuh sebagai pemuda yang kaya gagasan, penuh inovasi dan keberanian tinggi untuk berusaha serta siap menghadapi kegagalan. Meraka tidak perlu budaya alay dan galau seperti yang menghiasi kehidupan remaja sekarang.

Maka, jika masalah tersebut diperhatikan dengan serius tidak bisa dipungkiri di masa yang akan datang  terbentuk pemuda-pemuda yang mampu melebur kemampuan otot dan otak menjadi prestasi yang membanggakan, pemuda akan saling adu prestasi, bukan mengandalkan kemampuan otot yang berujung dekadensi moral seperti tawuran yang menjadi budaya pemuda zaman sekarang.
Muhammad Ali Fikri
Jum'at 30/11/2012 (22.27)
Mengawali tulisan ini izinkan saya mengutip sebuah frasa hasil diskusi Space (sebelas IPA c) yang terjadi di sela-sela jam kosong my dear friends, ini dia :
“Cara terbaik move on adalah dengan cara berjama’ah/together-an”

Tak bisa dipungkiri bahwa setiap individu memiliki sebuah keinginan untuk move on menjadi pribadi yang lebih berkualitas, dalam prosesnya ada beberapa factor yang mempengaruhi berhasil tidaknya seorang individu untuk berubah. Factor terpentingnya adalah teman yang termasuk dalam bingkai lingkungan.

Yang dimaksud teman disini adalah teman yang menemani keseharian kita, kalau teman dibagi menjadi beberapa ring, maka ring pertama merupakan teman paling dekat, ring dua teman biasa, ring ketiga cukup dengan kenal, dan disusul ring selanjutnya yang semakin keluar menunjukkan rendahnya hubungan kualitas pertemanan.

Nabi kita pernah menganalogikan bagaimana teman mempengaruhi kualitas pribadi kita melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim, bunyinya : “Sesunggunya perumpamaan teman yang baik dan buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin mencipratkan arama wanginya atau engkau membelinya atau engkau hanya mencium harumnya. Sementara pandai besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium bau yang tidak sedap”

Analogi ini bukan hanya klop bila dikaji dengan pendekatan ilmu social, tapi juga klop bila dikaji dengan pendekatan ilmu alam. Penelitian menunjukkan bahwa manusia memancarakan gelombang energy elektromagnetik yang berporos pada mekanisme Otak-Jantung dengan radius 1 meter lebih dari kordinat titik tubuhnya. Sehingga bisa mengimbas kepada orang-orang yang berada di dekatnya.

Inilah penjelasan mengapa berteman dengan orang sabar kita akan terimbas energy kesabaran, berteman dengan orang yang penuh emosional kita akan terimbas energy emosional. Dan betapa mulianya agama kita yang menganjurkan untuk berteman dengan orang sholeh, supaya anda terimbas energy kesholehan.

Kembali kepada frasa yang saya kutip di atas maka cara tercepat untuk berubah adalah dengan berjama’an atau bebarengan. Misalnya ada 15 kumpulan anak baik bila kalian ingin berubah jadi baik juga maka cara tercepatnya adalah dengan berteman dengan 15 anak tersebut. Energy jelek yang ada pada 1 orang tersebut akan di singkirkan oleh energy baik 15 anak tersebut, jika ingin berubah jadi bersifat jelek juga tinggal berteman orang yang bersifat jelek, karena energinya akan meresonansi.

Ini berbeda bila kita mencoba berubah dengan sendirian, maka energy yang ada hanya stagnan tampa mempengaruhi kualitas kepribadian seseorang, tapi lain lagi bela di temani dengan buku, karena buku juga merupakan kumpulan dari energy yang telah disimpan oleh sang penulis untuk mempengaruhi si pembaca.

Namun pada zaman internet teman juga bukan sekedar  interaksi yang beradius 1 meter, ada jejaring social yang tak mengenal radius. Apakah juga berdampak ?

Ternyata jawabannya iya, kerena tulisan yang kita tulis juga menyimpan energy, termasuk juga foto. Entak tulisan di facebook, twitter, blog, atau sebuah buku. Inilah penjelasanya mengapa tak jarang ada sebuah buku yang membuat pembacanya meneteskan air mata, bahagia, bahkan juga mengeluarkan energy kesdiahan. Lewat energy yang tersimpan dalam tulisan si penulis mengimbaskan energinya. Betapa pentingnya memilih teman, baik dalam dunia nyata maupun maya. Keduanya saling berkolaborasi untuk mempengaruhi kualitas pribadi seseorang melalui caranya sendiri-sendiri.


Wallahu a’alam
2/15/2013 (06:47)
 
Dalam buku The Magic of Reality, Ricard Dawkins membagi manusia menjadi beberapa masa. Dimulai dari baby, kemudian toddler,kemudian child, kemudian adolescent, kemudian young adult, kemudian middle-aged adult, dan terakhir old person.

Dari beberapa masa tersebut masa muda adalah the golden age dari semua masa yang pernah, sedang, dan akan dilewati manusia. Pemuda, kata Hasan al-Banna ‘‘di setiap umat adalah rahasia kebangkitannya; di setiap kebangkitan mereka adalah rahasia kekuatannya; dan di setiap ideologi mereka adalah para pengusung panjinya”.Sedangkan Rosulullah mengatakan tidaklah Allah mengutus nabikecuali ia masih muda”.

Mengapa masa muda merupakan the golden age di antara semua masa yang dilalui manusia ? karena pada masa ini semua kebaikan terkumpul, kekuatan otak dan otot dalam puncak kebugarannya.Semangat jiwa dan kesegaran tubuh menggelegar dalam aliran darahnya, obsesi dan optimesme memenuhi motivasi mereka. Semuanya melebur menjadi satu, menjadi sesuatu yang bernama kesempatan, kesempatan untuk berkontribusi dan bermanfaat.

Dari jutaan manusia Indonesia, hanya sedikit sekali pemuda yang mampu mereleasikan mimpi-mimpi masa kecil mereka menjadi sebuah karya ( www.indonesiaproud.wordpress.com). Di zaman ini, rata-rata orang menganggap bahwa garis start untuk berkontribusi dan bermanfaat adalah setelah lulus kuliah, sehingga banyak kita jumpai sesorang baru memulai garis start untuk berkontribusi dikisaran usia 30-35 tahun. Jika manusia di anggap memiliki jatah umur 60-70 tahun, maka jatah mereka untuk berkontribusi bagi sekitar kira-kira kurang dari 30-40tahun. Karena ada sebuah presepsi bahwa untuk berkarya sesorang harus memiliki ijazah kuliah yang rata-rata di dapatnya pada usia 22-27 tahun, kemudian masa pengisian kapasitas diri dihabiskan di antara usia 27-35 tahun. 25-35 tahunsisa umur tersebut juga kurang optimal, karena the golden age telah usaidan tidak akan pernah kembali. Padahal, bagi indonesia garis start untuk berkontribusi adalah di usia 17-25 ( www.wikipedia.org/wiki/masa_muda), bukan setelah lulus kuliah.

Sedangkan Islam mendefiniskan pemudaadalah seorang yang telah melewati masa Akil Baligh  yang berati telah sampai akalnya. Artinya,ketika seseorang telah mencapai Akil Baligh, disitulah garis start untuk berkontribusi. Garis start  yang lebih dulu inilah yang mampu menjadikan Islam sebagai perdaban terbaik dunia dimasa dinasti Umayyah danAbbasyiah dan generasi terbaik di masa Rosulullah (Sejarah Peradaban Islam : Dr. Samsul Munir Amin, MA)

Mari kita melihat sedikit sejarah, kita mengenal Zain bin Tsabit,muda, bermanfaat, di usianya yang ke-13 ia menjadi penerjemah resmi negara,menemani Rosulullah dalam setiap diplomasi-diplomasi yang digelar. Kecerdasan linguistiknya membantu Rosulullah dalam membuat kebijakan-kebijakan negara. Alibin Abi Thalib dipercaya  menjadi kader utama di fase dakwah rahasia diumur 10 tahun. Sa’ad bin Abi Waqqash, panglima yang memulai penakhlukan-penakhlukan raksasa di usianya yang ke 17. Mereka semua adalahbeberapa generasi terbaik didikan Rosulullah.

Melihat sejarah tersebut dapat kinaanalisa bahwa salah satu syarat berkontrbusi dan bermanfaat adalah pendidikan,mungkin ini juga yang menyebabkan manusia Indonesia memilih start setelah memegang ijazah kuliah dalam berkontribusi ataupun berkarya karenalitelatur keilmuwan mereka baru terisi.

Namun, hal ini berbeda di abad 21,kita adalah Connected Generations. Tidak ada lagi sekat  , kota, provinsi, negara, atau bahkan benua. Karena kita adalah generasi yang saling terhubung berkat penemuan penemuan tekhnologi komunikasi dan informasi. Tidak peduli dimana koordinat titik kita berada, berbekal kemampuan bahasa kita bebas mengakses litelatur keilmuwan dunia, bebas memasarkan produkke berbagai sudut. Alhasil, di dekade terakhir ini banyak sekali kita temuipemuda-pemuda luar biasa yang lebih bermanfaat berkat adanya penemuan-penemuan tekhnologi. Belum lagi bila nanti tekhnologi komunikasi virtual dan teleportasi telah disempurnakan.

Contohnya, ada si hafidz Fatih Seferagic yang biasanya membuka Kelas Al-Qur'an mingguan via milis yang diikuti jama'ah dari seluruh penjuru dunia, atau Forum Kamus [Kajian Muslim] yang biasanya di adakan via Skype, juga ada ribuan forum para pemuda di facebook dan twitter yang semakin mempercepat akselari kapasitas diri. Dengan adanya berbagai kemudahansebagai Connected Generations, pemuda yang sadar akan kesempatantersebut bisa melakukan percepatan pematangan diri, memperluas khazanahkeilmuan, menyebarkan karya, menjadi pribadi produktif, mempercepat garis startnya untuk menjadi manusia yang bermanfaat.

Dengan garis start yang lebih awal, mari lakukan akselerasi pemanfaatkan pemuda yang kekuatan otak danototnya dalam puncak kebugarannya. Semangat jiwa dan kesegaran tubuhnya menggelegar dalam aliran darahnya, obsesi dan optimesme memenuhi motivasimereka. Untuk mempersiapkan kepemimpinan nasional yang selama ini mandul,menata sistem negara yang boros, reformasi birokrasi yang rumit, HAM, solusi kemiskinan, optimalisasi sumber daya negara yang sering dicuri, perlindungan warga yang terabaikan di luar negeri, buruh, pendidikan kacau, peningkatan kesehatan, dan segudang masalah yang tengah menggerogoti bangsa atau bahkan membangkitkan peradaban Nusantara dan Islam yang 7 abad telah tertidur.

Kalau tidak memanfaatkan segala kelebihan yang dimiliki para pemuda siapa yang akan menyelesaikan berbagai problematika bangsa ini, karena para tetua telah terbukti belum mampu menyelesaikan segala problematika yang ada. Di setiap zaman, yang ditungguadalah pemuda yang jiwanya mampu merubah negaranya.


“Kami sudah coba apa yang kami bisa,Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa, Kami sudah beri kami punyajiwa, … belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa”.(ChairilAnwar)

Gresik, 25 April. 21:17

Thursday 27 February 2014


Dr. Dino Pati Djalal adalah seorang Ambassador, diplomat, aktivis muda, akademisi, dan penulis. Dia dikenal sebagai staf sepsial untuk International Affairs dan juru bicara presiden Susilo Babmbang Yudhoyono selama 6 tahun sejak oktober 2004-2010 yang membuatnya menjadi juru bicara kepresidenan paling lama dalam sejarah modern Indonesia.

Beliau adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, lahir pada tanggal 10 September 1965 di Beograd, Yugoaslavia. Ayahnya Professor Hasyim Djalal adalah ambassador indonesia untuk Kanada dan Jerman yang menjadi pakar internasional dalam bidang hukum kelautan yang menjadi sosok kunci tentang archipelago concept di Indonesia.

Pendidikannya dimulai dari SD dan SMP Muhamadiyah Al-Azhar, kemudian
Mclean High School in Virginia pada tahun1981 pada umurnya yang ke15, setelah itu mendapatkan  Bachelor’s Degree in Political Science dari Carleton University (Ottawa, Canada) dan program master Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Canada) dan mendapatkan gelar doktor dari London School of Economics and Political Science pada tahun 2000.

Selama karirnya menjadi seorang diplomat beliau telah melahirkan beberapa kebijakan, di antaranya : US - Indonesia Security Dialogue, Forestry-11, Global Inter-Media Dialogue dan Presidential Visitor’s Program.

Sebagai seorang aktivis muda beliau di kenal sebagai pendiri dari Modernisator Indonesia, Konseptor Generation 21, pendiri Innovative Leaders Forum, dan yang menciptakan slogan
Remarkable Indonesia yang menjadi slogan utama Indonesia’s international public relations campaign di Amerika. Dr. Dino telah memproduksi video klip Remarkable Indonesia yang telah ditayangkan di CNN, CNBC, Al Jazeera, BBC dan stasiun internasional lainnya.
Dr. Dino dijulukii sebagai indonesia’s first “twitter ambassador” (twitter :@dinopattidjalal) dan Moonwalk ambassador.

Sebagai seorang duta besar Dr.Dino telah melahirkan banyak inisiatif, seperti : US – Indonesia Comprehensive Partnership, mengorganisir terlaksananya Guinness Book of World Recordfor the largest angklung ensemble, memajukan US – Indonesia Abrahamic Inter-faith coalition, pendiri Congress of Indonesian Diasporas, International Conference on Futurology (ICF), pengagas American batik design competition, Speech Writer Training Program, special presentation at the United States Congress, dan perlindungan orangutan pada agreement to protect “orangutan” antara Dr. BiruteGaldikas and Indonesia’s palm oil company Sinarmas.

Sebagai seorang penulis Dr. Dino telah menulis beberapa buku, diantaranya : 
1. The Geopolitics of Indonesia’s
Maritime Territorial policy
(Jakarta : CSIS, 1996)
2. Transforming Indonesia
(Jakarta : Gramedia, 2005)
3. Indonesia on the Move
(Jakarta : Gramedia, 2006); later translated into “Indonesia
Unggul” (Jakarta : Gramedia, 2008)
4. Harus Bisa !
(Jakarta : Red and White, 2008)
5. Energi Positif
(Jakarta : Red and White, 2009)
6. The Transformational Decade
(Jakarta : Red and White, 2011)
7. Life Stories : Resep Sukses dan Etos
Hidup Diaspora Indonesia di Negeri Orang
(Jakarta : Red and White, 2012)
 8. Nasionalisme Unggul: Bukan Hanya Slogan 
  
Saat ini beliau terkenal sebagai penggas Nasionalisme 45-21 yang menyebarkan semangat 45 tapi prestasi abad 21.



Indentitas Penulis :
Nama        : Muhammad Ali Fikri
Alamat      : Jalan Raya Lasem Sidayu no 27 Kab. Gresik 61153 Jawa Timur.
Hp            : 087753393797
Kategori 2 : Tingkat SLTP dan SLTA  

Bicara soal masalah yang akan kita hadapi memang tidak ada habisnya. Karena masalah memang sunatullah yang tidak bisa kita tiadakan, masalah bukan berati bencana atau akhir dari segalanya, karena setiap masalah tentunya juga punya yang namanya solusi.
 
Indonesia saat ini berada di persimpangan sejarah. Pertumbuhan ekonominya terbesar ke dua se asia, demokrasinya di urutan ke tiga dunia, dan pertumbuhan kelas menengah ke atas memimpin di kawasan asia tenggara, banyak pengamat memprediksi Indonesia bakal menjadi Negara yang maju alias adidaya. Kita boleh bangga, tapi kita juga punya banyak sekali masalah yang harus di selesaikan.

Ancaman bangsa yang paling nyata adalah korupsi, kebodohan, ketidak-pedulian, potensi konflik, marginalisasi, ekstrimisme, xenophobia dan ketidak-mampuan membaca tanda zaman. Masalah ini bukanlah topik baru, sudah bertahun-tahun sejak republik ini merdeka. Terselesaikan ? belum, kebijakan baru justru menimbulkan masalah baru. Kebijakan yang tidak fokus pada akar masalah hanya memperpanjang masa aktif masalah tersebut juga memicu masalah baru.

Bila kita cari benang merahnya, hampir semua masalah yang sedang kita hadapi akarnya adalah masalah pendidikan. Jangankan daerah pelosok, di daerah yang mudah di akses saja persebaran guru tidak merata, belum lagi ketika kita berbicara masalah kualitas atau kepasitas tenaga pendidik dan infrastruktur. 


Menyelesaikan masalah pendidikan bukan hal mudah. Namun, penulis mencoba memberi sebuah gagasan yang mungkin membantu untuk mengurangi masalah pendidikan yang ada. Tentunya dengan sudut pandang khas pelajar dan gen z atau generasi 21 sesuai background penulis.

Alangkah baiknya kita mengenal dulu apa itu gen z secara singkat. Kalau kita memakai teori yang di kembangkan di Amerika, sekarang kita hidup di sebuah generasi baru yang di sebut gen z, kalau menurut Indonesia namanya generasi 21 atau generasi emas. Generasi yang identik dengan teknologi, terkenal sebagai multi-tasker yang handal, 20% waktunya habis di social media, dan internet menjadi kebutuhan pokok layaknya makanan.

Abad 21 membawa banyak perubahan, salah satunya pada bidang pendidikan. Sistem konvensional mulai berkombinasi dengan sistem modern menghasilkan pendidikan online. Memberikan akses lebih mudah bagi pelajar untuk belajar dari tenaga pendidik handal. 
Rovolusi pendidikan yang dipelapori oleh Salman Khan ini sebenarnya memberikan kita jawaban akan masalah pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan penyebaran guru dan kapasitas tenaga pendidik. 

Khan Academy yang di rintisnya sangat membatu bagi siswa dalam proses perjalan intelektual sang pembelajar, namun bahasa pengantarnya adalah bahasa inggris yang tidak semua siswa dapat memahami. Sebenarnya di Indonesia sudah ada, tapi berbentuk lembaga bimbingan belajar jarak jauh yang berpusat di Jakarta, responnya juga positif dan berdampak besar dalam perjalanan intelektual murid. Namun, karena harus membayar memberi kesan bahwa pendidikan layak hanya bagi mereka yang berduit.

Penulis melihat bahwa untuk sedikit membantu mengurangi masalah pendidikan yang tak kunjung selesai,khususnya kualitas tenaga pendidik pemerintah harus menyediakan akses media pembelajaran baik online maupun offline untuk pelajar dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia oleh tenaga pendidik handal. Karena orang hebat lahir ditangan orang hebat, maka pelajar hebat tentunya di cetak oleh guru hebat.

Seperti apa bentuk media pembelajaran tersebut ? media belajar yang sedang dibutuhkan pelajar generasi z sekarang ini adalah sebuah media pembelajaran berupa video berisi muatan materi sesuai kurikulum sekolah, baik yang bisa di akses melalui internet ataupun secara offline bagi yang daerah yang belum terjamah internet.

Ada banyak aspek yang harus diperhatikan, tidak hanya tenaga pendidik yang harus berkualitas. Biaya, koneksi internet yang belum rata dan sekolah yang berada dipelosok yang komputer saja mungkin tidak punya menjadi aspek yang harus diperhatikan.

Salah satu program menkominfo adalah meningkatkan dan meratakan koneksi internet, jadi tidak usah pusing-pusing di bahas karena sudah ada yang mengatur. Soal biaya pembuatan media belajar berupa video sepertinya pemerintah, mendikbud khususnya sangat mampu, kalau lembaga non pemerintahan seperti khan academy saja mampu apalagi sebuah Negara yang setiap tahunnya memiliki anggaran khusus untuk pendidikan.  lebih-lebih anggaran selalu naik, Anggaran Pendidikan Tahun 2014 saja naik 7,5 % menjadi Rp 371,2 Triliun.

Untuk sekolah yang dipelosok dan tidak memiliki komputer rasanya anggaran untuk sebuah komputer  dan lcd rasanya bukan hal sulit untuk arti sebuah perubahan dan melunasi janji kemerdekaan oleh pemerintah, kalau tidak terjamah internet pemerintah bisa memberikan keeping cd berisi file media pembelajaran yang bisa di akses secara offline sehingga tidak lagi menjadi halangan.

Boleh dibilang cara ini paling efektif dan efisien selagi kita menunggu pemerataan kualitas guru. Pemerintah hanya perlu menyidikan beberapa guru yang berkualitas sebagai pemateri yang bisa diajarkan kejutaan siswa-siswi.  Saatnya pemerintah mencetak generasi cerdas dengan cara khas generasinya.

Dengan begitu, kekurangan guru yang layak bisa diturunkan, kekosongan guru handal dipelosok bisa sementara terisi sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. Guru yang tadinya kurang menguasai materi juga bisa kembali. Pendidikan model ini yang sedang dibutuhkan gen z.

Genentrasi abad 21 Indonesia tidak boleh kehilangan momentum untuk memajukan Indonesia gara-gara kekurangan guru, jangan sampai anak yang penuh potensi tersia-siakan karena tidak mendapat pendidik handal, ini yang sedang pelajar butuhkan, pendidikan tambahan online berkualitas, kami butuh knowledge society. Khas abad 21 semangat 45.

Generasi petama abad 21 harus bangga dengan kekayaan dan keluhuran warisan budaya Indonesia, dan yakin bahwa kejayaan Indonesia yang lebih besar masih menanti di masa depan. "pengabdian, keunggulan, inovasi, keterbukaan, konektifitas"adalah semboyan kami.

Perubahan yang terpenting adalah modernisasi cara pandang, karena Indonesia abad ke-21 harus memiliki wawasan abad ke-21 guna menjawab berbagai tantangan baru yang belum terpikirkan oleh generasi pendahulu. Kebesaran sebuah bangsa tercermin dalam sastranya, seni arsitekturnya, dan desain-nya, kami ingin mendorong kebangkitan Indonesia di dunia seni dan industri kreatif, dan ini semua dimulai dari sebuah pendidikan.


Daftar Pustaka :

01. Wiratna, Astrid. Gandet Generation-TedxTuguPahlawan2013.  (Youtube). (2013). TedxTuguPahlawan. Tersedian dalam <http://goo.gl/fwXL6K> [Diakses 2 Januari 2014]
02. After Gen X, Millennials, what should next generation be? .USA Today [Internet]. Tersedia di <http://goo.gl/wEGChP> [Diakses Januari 2014]




Indentitas Penulis :
Nama        : Muhammad Ali Fikri
Alamat      : Jalan Raya Lasem Sidayu no 27 Kab. Gresik 61153 Jawa Timur.
Hp            : 087753393797
Kategori 2 : Tingkat SLTP dan SLTA
 

Thursday 23 January 2014



Kami adalah modernisator Indonesia
Kami adalah generasi pertama manusia Indonesia abad 21
Kami adalah anak-anak bangsa yang berjiwa muda, penuh kebanggaan, percaya diri, dan berprestasi
Kami bangga dengan kekayaan dan keluhuran warisan budaya Indonesia, dan yakin bahwa kejayaan Indonesia yang lebih besar masih menanti di masa depan
Semboyan kami adalah "pengabdian, keunggulan, inovasi, keterbukaan, konektifitas". Kami yakin nilai-nilai inilah yang akan memicu ledakan kreatifitas Indonesia
Generasi kami berorientasi pada peluang, bukan rasa cemas; dipacu oleh energi positif, bukan energi negatif; dengan wawasan yang terus menyongsong hari esok; dan dengan terus menonjolkan sikap moderat dan pluralisme sebagai kunci sukses
Kami berpandangan bahwa perubahan yang terpenting adalah modernisasi cara pandang, karena Indonesia abad ke-21 harus memiliki wawasan abad ke-21 guna menjawab berbagai tantangan baru yang belum terpikirkan oleh generasi pendahulu.
Karena itulah kami ingin terus membantu membuka pikiran bangsa
Kami ingin agar Indonesia bukan hanya menjalani reformasi, namun juga mengalami transformasi
Generasi kami menganggap kebangsaan Indonesia, kebhinekaan, demokrasi dan pluralisme sebagai darah daging kami yang alami
Generasi kami tidak takut dengan perubahan: kami justru merasa terpacu dengan perubahan.  Kami selalu mencari ide dan inovasi baru, dan yakin bahwa perubahan yang berkesinabungan adalah kunci menuju vitalitas dan kesuksesan bangsa
Kami akan selalu menjaga gelora nasionalisme, dan akan terus mengobarkan internasionalisme Indonesia
Kami percaya bahwa kini ancaman bangsa yang paling nyata adalah korupsi, kebodohan, ketidak-pedulian, potensi konflik, marginalisasi, ekstrimisme, xenophobia dan ketidak-mampuan membaca tanda zaman
Dalam kurun waktu satu generasi, kami ingin di Indonesia ada 100.000 Phd, 100 pusat keunggulan di seluruh penjuru negeri, 25 universitas bertaraf dunia, dan tampilnya komunitas besar ilmu pengetahuan (knowledge society) yang cemerlang dan dinamis di Indonesia
Dalam satu generasi, kami ingin Indonesia mempunyai empat juta pengusaha, menjadi salah satu ekonomi unggul yang paling kompetitif di Asia, handal beradaptasi dan meraih keuntungan dari arus globalisasi, dan melesat jauh melampaui target internasional Millenium Development Goals dengan kemakmuran yang relatif merata dari Sabang sampai Merauke
Dalam jangka menengah dan panjang, kami ingin agar Indonesia masuk ke dalam 10 besar ekonomi dunia, menjadi ekonomi ramah lingkungan yang mapan, dan mencapai “nol kemiskinan” (zero poverty)
Kami senantiasa haus inspirasi, dan kami juga ingin menjadi inspirasi bagi orang lain
Generasi kami ingin menoreh prestasi sendiri; mencetak pahlawan masa kini, dan mempunyai capaian sejarah sendiri 
Karena kebesaran sebuah bangsa tercermin dalam sastranya, seni arsitekturnya, dan desain-nya, kami ingin mendorong kebangkitan Indonesia di dunia seni dan industri kreatif
Dengan semangat 1945 yang tak pernah padam, dengan keyakinan pada demokrasi dan reformasi, dan didorong energi positif dan nasionalisme yang sehat, kami akan bahu-membahu dengan semua pihak yang berniat men-transformasikan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar di abad ke 21.
Dan pekerjaan besar ini dimulai disini, sekarang..