Tuesday 4 March 2014

 
Dalam buku The Magic of Reality, Ricard Dawkins membagi manusia menjadi beberapa masa. Dimulai dari baby, kemudian toddler,kemudian child, kemudian adolescent, kemudian young adult, kemudian middle-aged adult, dan terakhir old person.

Dari beberapa masa tersebut masa muda adalah the golden age dari semua masa yang pernah, sedang, dan akan dilewati manusia. Pemuda, kata Hasan al-Banna ‘‘di setiap umat adalah rahasia kebangkitannya; di setiap kebangkitan mereka adalah rahasia kekuatannya; dan di setiap ideologi mereka adalah para pengusung panjinya”.Sedangkan Rosulullah mengatakan tidaklah Allah mengutus nabikecuali ia masih muda”.

Mengapa masa muda merupakan the golden age di antara semua masa yang dilalui manusia ? karena pada masa ini semua kebaikan terkumpul, kekuatan otak dan otot dalam puncak kebugarannya.Semangat jiwa dan kesegaran tubuh menggelegar dalam aliran darahnya, obsesi dan optimesme memenuhi motivasi mereka. Semuanya melebur menjadi satu, menjadi sesuatu yang bernama kesempatan, kesempatan untuk berkontribusi dan bermanfaat.

Dari jutaan manusia Indonesia, hanya sedikit sekali pemuda yang mampu mereleasikan mimpi-mimpi masa kecil mereka menjadi sebuah karya ( www.indonesiaproud.wordpress.com). Di zaman ini, rata-rata orang menganggap bahwa garis start untuk berkontribusi dan bermanfaat adalah setelah lulus kuliah, sehingga banyak kita jumpai sesorang baru memulai garis start untuk berkontribusi dikisaran usia 30-35 tahun. Jika manusia di anggap memiliki jatah umur 60-70 tahun, maka jatah mereka untuk berkontribusi bagi sekitar kira-kira kurang dari 30-40tahun. Karena ada sebuah presepsi bahwa untuk berkarya sesorang harus memiliki ijazah kuliah yang rata-rata di dapatnya pada usia 22-27 tahun, kemudian masa pengisian kapasitas diri dihabiskan di antara usia 27-35 tahun. 25-35 tahunsisa umur tersebut juga kurang optimal, karena the golden age telah usaidan tidak akan pernah kembali. Padahal, bagi indonesia garis start untuk berkontribusi adalah di usia 17-25 ( www.wikipedia.org/wiki/masa_muda), bukan setelah lulus kuliah.

Sedangkan Islam mendefiniskan pemudaadalah seorang yang telah melewati masa Akil Baligh  yang berati telah sampai akalnya. Artinya,ketika seseorang telah mencapai Akil Baligh, disitulah garis start untuk berkontribusi. Garis start  yang lebih dulu inilah yang mampu menjadikan Islam sebagai perdaban terbaik dunia dimasa dinasti Umayyah danAbbasyiah dan generasi terbaik di masa Rosulullah (Sejarah Peradaban Islam : Dr. Samsul Munir Amin, MA)

Mari kita melihat sedikit sejarah, kita mengenal Zain bin Tsabit,muda, bermanfaat, di usianya yang ke-13 ia menjadi penerjemah resmi negara,menemani Rosulullah dalam setiap diplomasi-diplomasi yang digelar. Kecerdasan linguistiknya membantu Rosulullah dalam membuat kebijakan-kebijakan negara. Alibin Abi Thalib dipercaya  menjadi kader utama di fase dakwah rahasia diumur 10 tahun. Sa’ad bin Abi Waqqash, panglima yang memulai penakhlukan-penakhlukan raksasa di usianya yang ke 17. Mereka semua adalahbeberapa generasi terbaik didikan Rosulullah.

Melihat sejarah tersebut dapat kinaanalisa bahwa salah satu syarat berkontrbusi dan bermanfaat adalah pendidikan,mungkin ini juga yang menyebabkan manusia Indonesia memilih start setelah memegang ijazah kuliah dalam berkontribusi ataupun berkarya karenalitelatur keilmuwan mereka baru terisi.

Namun, hal ini berbeda di abad 21,kita adalah Connected Generations. Tidak ada lagi sekat  , kota, provinsi, negara, atau bahkan benua. Karena kita adalah generasi yang saling terhubung berkat penemuan penemuan tekhnologi komunikasi dan informasi. Tidak peduli dimana koordinat titik kita berada, berbekal kemampuan bahasa kita bebas mengakses litelatur keilmuwan dunia, bebas memasarkan produkke berbagai sudut. Alhasil, di dekade terakhir ini banyak sekali kita temuipemuda-pemuda luar biasa yang lebih bermanfaat berkat adanya penemuan-penemuan tekhnologi. Belum lagi bila nanti tekhnologi komunikasi virtual dan teleportasi telah disempurnakan.

Contohnya, ada si hafidz Fatih Seferagic yang biasanya membuka Kelas Al-Qur'an mingguan via milis yang diikuti jama'ah dari seluruh penjuru dunia, atau Forum Kamus [Kajian Muslim] yang biasanya di adakan via Skype, juga ada ribuan forum para pemuda di facebook dan twitter yang semakin mempercepat akselari kapasitas diri. Dengan adanya berbagai kemudahansebagai Connected Generations, pemuda yang sadar akan kesempatantersebut bisa melakukan percepatan pematangan diri, memperluas khazanahkeilmuan, menyebarkan karya, menjadi pribadi produktif, mempercepat garis startnya untuk menjadi manusia yang bermanfaat.

Dengan garis start yang lebih awal, mari lakukan akselerasi pemanfaatkan pemuda yang kekuatan otak danototnya dalam puncak kebugarannya. Semangat jiwa dan kesegaran tubuhnya menggelegar dalam aliran darahnya, obsesi dan optimesme memenuhi motivasimereka. Untuk mempersiapkan kepemimpinan nasional yang selama ini mandul,menata sistem negara yang boros, reformasi birokrasi yang rumit, HAM, solusi kemiskinan, optimalisasi sumber daya negara yang sering dicuri, perlindungan warga yang terabaikan di luar negeri, buruh, pendidikan kacau, peningkatan kesehatan, dan segudang masalah yang tengah menggerogoti bangsa atau bahkan membangkitkan peradaban Nusantara dan Islam yang 7 abad telah tertidur.

Kalau tidak memanfaatkan segala kelebihan yang dimiliki para pemuda siapa yang akan menyelesaikan berbagai problematika bangsa ini, karena para tetua telah terbukti belum mampu menyelesaikan segala problematika yang ada. Di setiap zaman, yang ditungguadalah pemuda yang jiwanya mampu merubah negaranya.


“Kami sudah coba apa yang kami bisa,Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa, Kami sudah beri kami punyajiwa, … belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa”.(ChairilAnwar)

Gresik, 25 April. 21:17
Categories: ,
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment